Daftarkan Segera Diri Anda

Daftarkan Segera Diri Anda

Sabtu, 28 Mei 2016

Cerita Sex Libido Sang Guru

Cerita Sex Libido Sang Guru

Cerita Sex Libido Sang Guru - Ratna adalah sosok guru yang cantik dan terkenal dengan keseksiannya ketika mengajar. Setiap murid-muridnya pasti akan terpana memandang kecantikan dan keseksian ibu guru yang satu ini. umurnya masih muda 28 tahunan, dengan rambut panjang, tubuh langsing, dan buah dada yang menonjol besar 36B dan bongkahan kedua pantatnya yang naik turun secara beraturan ketika berjalan selalu menghiasi hari-hari murid laki-lakinya. Bahkan tak jarang Ratna genit menggoda murid yang memang disukainya, seperti yang satu ini.

Angga adalah murid yang paling menjadi pusat perhatian cewek-cewek disekolahan, karena tubuhnya yang tinggi kekar dan penampilannya yang keren dan stay cooll membuat para teman-teman wanita banyak yang menyukainya. Namun tanpa diduga ibu gurunya yang terkenal cantik dan seksi itu juga menaruh rasa suka kepadanya. Hingga akhirnya muncullah pikiran mesum Ratna untuk megundang Angga kerumahnya agar Ratna bisa menggodanya secara leluasa tanpa diketahui murid-murid yang lainya.

Saat pelajaran Angga yang memang terkenal kurang cerdas sengaja diberikan soal yang sangat sulit oleh Ratna agar supaya Ratna bisa mencari alasan untuk menyuruh Angga kerumahnya. Setelah 2 jam semua murid mengerjakan soal hanya Angga yang paling mendapatkan nilai yang paling jelek. Sesuai dengan rencana, Ratna kemudian memanggil Anggak sendirian setelah para murid-murid keluar.

“Angga nilai kamu dikelas paling jelek, kamu nanti siang harus kerumah ibu untuk mendapatkan pelajaran kusus dari ibu”.

“Iya Bu, sulit banget soal yang ibu berikan tadi” jawab Angga.

“Nanti ibu tunggu kamu dirumah, kalau gak datang kerumah ibu, ibu akan memberikan nilai jelek padamu Angga” ucap Ratna.

“Iya Bu, Angga pasti datang kerumah bu Ratna”jawab Angga.

Tepat seperti janji Angga, siang itu Angga menepati janjianya untuk datang kerumah Ratna. Setelah diketok pintu bu gurunya itu, dibukalah dan Angga bengong melihat apa yang dilihatnya, Karena siang itu bu gurunya menggunakan pakaian yang sangat seksi dan super mini, sehingga membuat Angga melotot melihat tubuh bu gurunya itu.

“Heey, kamu bengong ngelihatin apa Angga” ujar Ratna.

“Eeenngg…Engggak papa kok bu” jawab Angga dengan tergagap.

“Ayoo masuk” ajak Ratna. Kemudian Ratna mengajak Angga kesebuah ruangan. Dan memberikan Angga selembar kertas berupa soal-soal dan menyuruh Angga untuk mengerjakannya lalu meninggalkannya pergi keruang tengah.

”Sudah selesai Angga?”, Ratna masuk kembali ke ruang tamu setelah meninggalkan Angga selama satu jam untuk mengerjakan soal-soal yang diberikannya.

”Hampir bu””Kalau sudah nanti masuk ke ruang tengah ya saya tinggal ke belakang..”

”Iya.. Bu Ratna, Saya sudah selesai”, Angga masuk ke ruang tengah sambil membawa pekerjaannya.

”Ibu dimana?”

”Ada di kamar.., Angga sebentar ya”, Ratna berusaha membetulkan t-shirtnya. Ia sengaja mencopot BH-nya untuk merangsang muridnya itu. Di balik kaus longgarnya itu bentuk payudaranya terlihat jelas, terlebih lagi puting susunya yang menyembul.

Begitu ia keluar, mata Angga nyaris copot karena melotot, melihat tubuh gurunya. Ratna membiarkan rambut panjangnya tergerai bebas, tidak seperti biasanya saat ia tampil di muka murid-muridnya.

”Kenapa ayo duduk dulu, Ibu periksa..”Muka Angga merah karena malu, karena Ratna tersenyum saat pandangannya terarah ke buah dadanya.

”Bagus bagus…, Kamu bisa gitu kok pakai menyontek segala..?”
”Maaf Bu, hari itu saya lupa untuk belajar..”

”oo…, begitu to?”

”Angga kamu mau menolong saya?”, Ratna merapatkan duduknya di karpet ke tubuh muridnya.

”Apa Ibu?”, tubuh Angga bergetar ketika tangan gurunya itu merangkul dirinya, sementara tangan Ratna yang satu mengusap-uasap daerah ‘vital’ nya.

”Tolong Ibu ya…, dan janji jangan bocorkan pada siapa–siapa”.
”Tapi tapi…, Saya”.

”Kenapa?, oo…, kamu masih perjaka ya?”.Muka Angga langsung saja merah mendengar perkataan Ratna.

”Iya”

”Nggak apa-apa, Ibu bimbing ya.”

Ratna kemudian duduk di pangkuan Angga. Bibir keduanya kemudian saling berpagutan, Ratna yang agresif karena haus akan kehangatan dan Angga yang menurut saja ketika tubuh hangat gurunya menekan ke dadanya. Ia bisa merasakan puting susu Ratna yang mengeras. Lidah Ratna menjelajahi mulut Angga, mencari lidahnya untuk kemudian saling berpagutan bagai ular.

Cerita Sex

Setelah puas, Ratna kemudian berdiri di depan muridnya yang masih melongo. Satu demi satu pakaiannya berjatuhan ke lantai. Tubuhnya yang polos seakan akan menantang untuk diberi kehangatan oleh perjaka yang juga muridnya ini.

”Lepaskan pakaiannmu Angga”, Ratna berkata sambil merebahkan dirinya di karpet. Rambut panjangnya tergerai bagai sutera ditindihi tubuhnya.

”Ahh cepat Angga”, Ratna mendesah tidak sabar.

Angga kemudian berlutut di samping gurunya. Ia tidak tahu apa yang harus dilakukan. Pengetahuannya tentang seks hanya di dapatnya dari buku dan video saja.

”Angga…, letakkan tanganmu di dada Ibu”,Dengan gemetar Angga meletakkan tangannya di dada Ratna yang turun naik. Tangannya kemudian dibimbing untuk meremas-remas payudara Ratna yang montok itu.

”Oohh…, enakk…, begitu caranya…, remas pelan-pelan, rasakan putingnya menegang..” Dengan semangat Angga melakukan apa yang gurunya katakan.
”Ibu…, Boleh saya hisap susu Ibu?”.Ratna tersenyum mendengar pertanyaan muridnya, yang berkata sambil menunduk,

“Boleh…, lakukan apa yang kamu suka”.

Tubuh Ratna menegang ketika merasakan jilatan dan hisapan mulut pemuda itu di susunya. Perasaan yang ia pernah rasakan 3 tahun lalu saat ia masih bersama suaminya.

”Oohh…, jilat terus sayang…, ohh”, Tangan Ratna mendekap erat kepala Angga ke payudaranya.

Angga semakin buas menjilati puting susu gurunya tersebut, mulutnya tanpa ia sadari menimbulkan bunyi yang nyaring. Hisapan Angga makin keras, gairahsex.com bahkan tanpa ia sadari ia gigit-gigit ringan puting gurunya tersebut.

”mm…, nakal kamu”, Ratna tersenyum merasakan tingkah muridnya itu.
”Sekarang coba kamu lihat daerah bawah pusar Ibu”.Angga menurut saja. Duduk diantara kaki Ratna yang membuka lebar. Ratna kemudian menyandarkan punggungya pada dinding di belakangnya.

”Coba kamu rasakan”, ia membimbing telunjuk Angga memasuki vaginanya.
”Hangat Bu..”Bisa kamu rasakan ada semacam pentil…?”

”Iya..”

”Itu yang dinamakan klitoris, itu adalah titik peka cewek juga. Coba kamu gosok-gosok”Pelan-pelan jari Angga mengusap-usap clitoris yang mulai menyembul itu.

”Terus…, oohh…, ya…, gosok…, gosok”, Ratna mengerinjal-gerinjal keenakan ketika clitorisnya digosok-gosok oleh Angga.

”Kalo diginiin enak ya Bu?”, Angga tersenyum sambil terus menggosok-gosok jarinya.

”Oohh…, Angga…, mm”, tubuh Ratna telah basah oleh peluh, pikirannya serasa di awang-awang, sementara bibirnya merintih-rintih keenakan.

Tangan Angga semakin berani mempermainkan clitoris gurunya yang makin bergelora dirangsang birahi. Nafasnya yang semakin memburu pertanda pertahanan gurunya akan segera jebol.

”Ooaahh…, Anggaaa”, Tangan Ratna mencengkeram pundak muridnya, sementara tubuhnya menegang dan otot-otot kewanitaannya menegang. Matanya terpejam sesaat, menikmati kenikmatan yang telah lama tidak dirasakannya.

”Hmm…, kamu pintar Angga…, Sekarang…, coba kamu berbaring”.Angga menurut saja. Penisnya segera menegang ketika merasakan tangan lembut gurunya.

”Wah…, wahh.., besar sekali”, tangan Ratna segera mengusap-usap penis yang telah mengeras tersebut.

Segera saja benda panjang dan berdenyut-denyut itu masuk ke mulut Ratna. Ia segera menjilati penis muridnya itu dengan penuh semangat. Kepala penis muridnya itu dihisapnya keras-keras, sehingga Angga merintih keenakan.

”Ahh…, enakk…,enakk”, Angga tanpa sadar menyodok-nyodokkan pinggulnya untuk semakin menekan penisnya makin ke dalam kuluman Ratna. Gerakannya makin cepat seiring semakin kerasnya hisapan Ratna.

”oohh Ibu…, Ibbuu”Muncratlah cairan mani Angga di dalam mulut Ratna, yang segera menjilati cairan itu hingga tuntas.

”Hmm…, manis rasanya Angga”, Ratna masih tetap menjilati penis muridnya yang masih tegak.

”Sebentar ya aku mau minum dulu”.

Ketika Ratna sedang membelakangi muridnya sambil menenggak es teh dari kulkas. Tiba-tiba ia merasakan seseorang mendekapnya dari belakang.
”Angga…, biar Ibu minum dulu”.

”Tidak…, nikmati saja ini”, Angga yang masih tegang berat mendorong Ratna ke kulkas.Gelas yang dipegang Ratna jatuh, untungnya tidak pecah. Tangan Ratna kini menopang tubuhnya ke permukaan pintu kulkas.

”Ibu…, sekarang!”

”Ahhkk”, Ratna berteriak, saat Angga menyodokkan penisnya dengan keras ke liang vaginanya dari belakang. Dalam hatinya ia sangat menikmati hal ini, pemuda yang tadinya pasif berubah menjadi liar.

”Angga…, enakk…, ohh…, ohh”. Tubuh Ratna bagai tanpa tenaga menikmati kenikmatan yang tiada taranya. Tangan Angga satu menyangga tubuhnya, sementara yang lain meremas payudaranya. Dan penisnya yang keras melumat liang vaginanya.

”Ibu menikmati ini khan”, bisik Angga di telinganya
”Ahh…, hh”, Ratna hanya merintih, setiap merasakan sodokan keras dari belakang.

”Jawab…, Ibu”, dengan keras Angga mengulangi sodokannya.

”Ahh…,iyaa””Angga…, Angga jangann…, di dal.. La” belum sempat ia meneruskan kalimatnya, Ratna telah merasakan cairan hangat di liang vaginanya menyemprot keras. Kepalang basah ia kemudian menyodokkan keras pinggulnya.

”Uuhgghh”, penis Angga yang berlepotan mani itupun amblas lagi ke dalam liang Ratna.

”Ahh”.

Kedua insan itupun tergolek lemas menikmati apa yang baru saja mereka rasakan. Setelah kejadian dengan Angga, Ratna masih sering bertemu dengannya guna mengulangi lagi perbuatan mereka. Namun yang mengganjal hati Ratna adalah jika Angga kemudian membocorkan hal ini ke teman-temannya.

Ketika Ratna berjalan menuju mobilnya seusai sekolah bubar, perhatiannya tertumbuk pada seorang muridnya yang duduk di sepeda motor di samping mobilnya, katakanlah dia Sendo. Ia berbeda dengan Angga, anaknya agak pembuat onar jika di kelas, kekar dan nakal. Hatinya agak tidak enak melihat situasi ini.

”Bu Ratna salam dari Angga”, Sendo melemparkan senyum sambil duduk di sepeda motornya.

”Terima kasih, boleh saya masuk”, Ia harus berkata begitu karena sepeda motor Sendo menghalangi pintu mobilnya.

”Boleh…, boleh Bu saya juga ingin pelajaran tambahan seperti Angga.”Langkah Ratna terhenti seketika. Namun otaknya masih berfungsi normal, meskupun sempat kaget.

”Kamu kan nilainya bagus, nggak ada masalah kan..”, sambil duduk di balik kemudi.

”Ada sedikit sih kalau Ibu nggak bisa mungkin kepala sekolah bisa membantu saya, sekaligus melaporkan pelajaran Angga”, Sendo tersenyum penuh kemenangan.

”Apa hubungannya?”, Keringat mulai menetes di dahi Ratna.

”Sudahlah kita sama-sama tahu Bu. Saya jamin pasti puas”.

Tanpa menghiraukan omongan muridnya, Ratna langsung menjalankan mobilnya ke rumahnya. Namun ia sempat mengamati bahwa muridnya itu mengikutinya terus hingga ia menikung untuk masuk kompleks perumahan. Setelah mandi air hangat, ia bermaksud menonton TV di ruang tengah. Namun ketika ia hendak duduk pintu depan diketuk oleh seseorang. Ratna segera menuju pintu itu, ia mengira Angga yang datang. Ternyata ketika dibuka.

”Sendo! Kenapa kamu ngikuutin saya!”, Ratna agak jengkel dengan muridnya ini.

”Boleh saya masuk?”.

”Tidak!”.

”Apa guru-guru perlu tahu rahasia ibu?”.”!!”dengan geram ia mempersilakan Sendo masuk.

”Enak ya rumahnya, Bu”, dengan santainya ia duduk di dekat TV.
“Pantas aja Angga senang di sini”.

”Apa hubunganmu dengan Angga?, Itu urusan kami berdua”, dengan ketus Ratna bertanya.”

Dia teman dekat saya. Tidak ada rahasia diantara kami berdua”.

”Jadi artinya”, Kali ini Ratna benar-benar kehabisan akal. Tidak tahu harus berbuat apa.

”Bu, kalo saya mau melayani Ibu lebih baik dari Angga, mau?”, Sendo bangkit dari duduknya dan berdiri di depan Ratna. Ratna masih belum bisa menjawab pertanyaan muridnya itu. Tubuhnya panas dingin.

Ratna masih belum bisa menjawab pertanyaan muridnya itu. Tubuhnya panas dingin. Belum sempat ia menjawab, Sendo telah membuka ritsluiting celananya. Dan setelah beberapa saat penisnya meyembul dan telah berada di hadapannya.

”Bagaimana Bu, lebih besar dari Angga khan?”.Sendo ternyata lebih agresif dari Angga, dengan satu gerakan meraih kepala Ratna dan memasukkan penisnya ke mulut Ratna.

”Mmpfpphh”.

”Ahh yaa…, memang Ibu pandai dalam hal ini. Nikmati saja Bu…, nikmat kok”Rupanya nafsu menguasai diri Ratna, menikmati penis yang besar di dalam mulutnya, ia segera mengulumnya bagai permen.

Dijilatinya kepala penis pemuda itu dengan semangat. Kontan saja Sendo merintih keenakan.

”Aduhh…, nikmat sekali Bu oohh”, Sendo menyodok-nyodokkan penisnya ke dalam mulut Ratna, sementara tangannya meremas-remas rambut ibu gurunya itu. Ratna merasakan penis yang diisapnya berdenyut-denyut. Rupanya Sendo sudah hendak keluar.

”oohh…, Ibu enakk…, enakk…, aahh”.Cairan mani Sendo muncrat di mulut Ratna, yang segera menelannya. Dijilatinya penis yang berlepotan itu hingga bersih. Kemudian ia berdiri.

”Sudahh…, sudah selesai kamu bisa pulang”, Namun Ratna tidak bisa memungkiri perasaannya. Ia menikmati mani Sendo yang manis itu serta membayangkan bagaimana rasanya jika penis yang besar itu masuk ke vaginanya.

”Bu, ini belum selesai. Mari ke kamar, akan saya perlihatkan permainan yang sebenarnya.”

”Apa! beraninya kamu memerintah!”, Namun dalam hatinya ia mau. Karenanya tanpa berkata-kata ia berjalan ke kamarnya, Sendo mengikuti saja.

Setelah ia di dalam, Ratna tetap berdiri membelakangi muridnya itu. Ia mendengar suara pakaian jatuh, dugaannya pasti Sendo sedang mencopoti pakaiannya. Ia pun segera mengikuti jejak Sendo. Namun ketika ia hendak melepaskan kancing dasternya.

”Sini saya teruskan”, ia mendengar Sendo berbisik ke telinganya. Tangan Sendo segera membuka kancing dasternya yang terletak di bagian depan. Kemudian setelah dasternya jatuh ke lantai, tangan itupun meraba-raba payudaranya. Ratna juga merasakan penis pemuda itu diantara belahan pantatnya.

Cerita Dewasa

”Gilaa…, besar amat”, pikirnya. Tak lama kemudian iapun dalam keadaan polos. Penis Sendo digosok-gosokkan di antara pantatnya, sementara tangan pemuda itu meremasi payudaranya. Ketika jemari Sendo meremas puting susu Ratna, erangan kenikmatan pun keluar.

”mm oohh”.Sendo tetap melakukan aksi peremasan itu dengan satu tangan, sementara tangan satunya melakukan operasi ke vagina Ratna.

”Sendo…, aahh…, aahh”, Tubuh Ratna menegang saat pentil clitorisnya ditekan-tekan oleh Sendo.

”Enak Bu?”, Sendo kembali berbisik di telinga gurunya yang telah terbakar oleh api birahi itu.

Ratna hanya bisa menngerang, mendesah, dan berteriak lirih. Saat usapan, remasan, dan pekerjaan tangan Sendo dikombinasi dengan gigitan ringan di lehernya. Tiba-tiba Sendo mendorong tubuh Ratna agar membungkuk. Kakinya di lebarkan.

”Kata Angga ini posisi yang disukai Ibu”

”Ahhkk…, hmm…, hmmpp”, Ratna menjerit, saat Sendo dengan keras menghunjamkan penisnya ke liang vaginanya dari belakang.”

”Ugghh…, innii…, innii”, Sendo medengus penuh gairah dengan tiap hunjaman penisnya ke liang Ratna. Ratnapun berteriak-teriak kenikmatan, saat liang vaginanya yang sempit itu dilebarkan secara cepat.

”Adduuhh…, teruss.., teruss Sendo…, oohh”, Kepala ibu guru itu berayun-ayun, terpengaruh oleh sodokan Sendo. Tangan Sendo mencengkeram pundak Ratna, seolah-olah mengarahkan tubuh gurunya itu agar semakin cepat saja menelan penisnya.

”Oohh Bu Ratna…,”.Ratna segera merasakan cairan hangat menyemprot di dalam vaginanya dengan deras. Matanya terpejam menikmati perasaan yang tidak bisa ia bayangkan.

Ratna masih tergolek kelelahan di tempat tidur. Rambutnya yang hitam panjang menutupi bantalnya, dadanya yang indah naik-turun mengikuti irama nafasnya. Sementara itu vaginanya sangat becek, berlepotan mani Sendo dan maninya sendiri. Sendo juga telajang bulat, ia duduk di tepi tempat tidur mengamati tubuh gurunya itu. Ia kemudian duduk mendekat, tangannya meraba-raba liang vagina Ratna, kemudian dipermainkannya pentil kelentit gurunya itu.

”mm capek…, mm”, bibir Ratna mendesah saat pentilnya dipermainkan. Sebenarnya ia sangat lelah, tapi perasaan terangsang yang ada di dalam dirinya mulai muncul lagi.

Dibukanya kakinya lebar-lebar sehingga memberikan kemudahan bagi Sendo untuk memainkan clitorisnya.

”Senndo  aahh”, Tubuh Ratna bergetar, menggelinjang-gelinjang saat Sendo mempercepat permainan tangannya.

”Bu…, balik…, Sendo pengin nih”

”Nakal kamu ahh”, dengan tersenyum nakal, Ratna bangkit dan menungging. Tangannya memegang kayu dipan tempat tidurnya. Matanya terpejam menanti sodokan penis Sendo. Sendo meraih payudara Ratna dari belakang dan mencengkeramya dengan keras saat ia menyodokkan penisnya yang sudah tegang.

”Adduuhh…, owwmm”, Ratna mengaduh kemudian menggigit bibirnya, saat lubang vaginannya yang telah licin melebar karena desakan penis Sendo.

”Bu Ratna nikmat lho vagina Ibu…, ketat”, Sendo memuji sambil menggoyang-goyangkan pinggulnya.

”mm…, aahh…, ahh…, ahhkk”, Ratna tidak bisa bertahan untuk hanya mendesah. Ia berteriak lirih seiring gerakan Sendo. Badannya digerakkannya untuk mengimbangi serangan Sendo.

Kenikmatan ia peroleh juga dari remasan muridnya itu.

”Ayoo…, aahh.., ahh… Mm.., buat Ibu keluuaa.. Rr lagi…”. Gerakan Ratna makin cepat menerima sodokan Sendo.

Tangan Sendo beralih memegangi tubuh Ratna, diangkatnya gurunya itu sehingga posisinya tidak lagi “doggy style”, melainkan kini Ratna menduduki penisnya dengan membelakangi dirinya. Sendo kini telentang di tempat tidur yang acak-acakan dan penuh oleh mani yang mengering.

”Ooww..”, Teriakan Ratna terdengar keras saat ia tidak bisa lagi menahan orgasmenya. Tangannya mencengkeram tangan Sendo, kepalanya mendongak menikmati kenikmatan yang menjalar ke seluruh tubuhnya. Sementara Sendo sendiri tetap menusuk-nusukkan penisnya ke vagina Ratna yang makin becek.

”Ayoo…, makin dalam dalamm”.

”Ahh.., aahh…, aahh..”, Sendopun mulai berteriak-teriak.

”Mau kelluuaarr”Ratna sekali lagi memejamkan matanya, saat mani Sendo menyemprot dalam liang vaginanya.

Ratna kemudian ambruk menindih tubuh Sendo yang basah oleh keringat. Sementara diantara kaki-kaki mereka mengalir cairan hangat hasil kenikmatan mereka.

”Bu Ratna…, sungguh luar biasa, Coba kalau Angga ada disini sekarang”.

”mm memangnya kamu mau apa”, Ratna kemudian merebahkan dirinya di samping Sendo. Tangannya mengusap-usap puting Sendo.

”Kita bisa main bertiga, pasti lebih nikmat..”Ratna tidak bisa menjawab komentar Sendo, sementara perasaannya dipenuhi kebingungan.

Akhirnya hari kelulusan murid klas 3 sampai juga. Dengan demikian Ratna harus berpisah dengan kedua murid yang disayanginya, terlebih lagi ketika ia harus pindah ke kota lain untuk menempati pos baru di Kanwil. Karenanya ia memanggil Angga untuk datang ke rumahnya untuk memberitahukan perihal kepindahannya.Ketika seputar Indonesia mulai ditayangkan, Angga muncul. Ia langsung dipersilakan duduk.

”Bu, Angga kangen lho”.

”Iya deh…, nanti. Gini, Ibu bulan depan pindah ke kota B, soalnya akan dinaikkan pangkatnya. Jadi…, jadi…, Ibu ingin malam ini malam terakhir kita”, mata Ratna berkaca-kaca ketika mengucapkan itu.

”…………..”, Angga tidak bisa menjawab.

Ia kaget mendengar berita itu. Baginya Ratna merupakan segalanya, terlebih lagi ia telah mendapatkan pelajaran berharga dari gurunya itu.
”Tapi Angga masih boleh berkirim surat kan?”.Ratna bisa sedikit tersenyum melihat muridnya tabah,

“Iya…, boleh…, boleh”.

”Minum dulu Ngga, ada es teh di meja makan. Kalau sudah nonton DVD di kamar yaa”, Ratna mengerling nakal ke muridnya sambil beranjak ke kamar. Di kamar ia mengganti pakaiannya dengan kimono kegemarannya, melepas Bra, gairahsex.com menghidupkan AC dan tentu saja menyetel DVD ‘Kamasutra-nya Penthouse”. Lalu ia tengkurap di tempat tidur sambil menonton TV.

Diluar Angga meminum es teh yang disediakan Ratna dan membiarkan pintu depan tidak terkunci. Ia mempunyai rencana yang telah disusun rapi.Lalu Angga menyusul Ratna ke kamar tidur. Begitu pintu dibuka ia melihat gurunya tengkurap menonton DVD dengan dibalut kimono merah tipis, lekuk tubuhnya jelas terlihat. Rambutnya yang panjang tergerai di punggungnya bagai gadis iklan shampo Pantene.

”Ganti pakaian itu..”, Ratna menunjuk celana pendek dan kaos tipis yang terlipat rapi di meja riasnya.

Ketika Angga sedang mencopot celananya Ratna sempat melihat penis pemuda itu menyembul di balik celana dalam GT Man-nya. Setelah selesai Angga juga tengkurap di samping Ratna.

”Sudah liat film ini belum? Bagus lho untuk info posisi-posisi ngesex”.

”Belum tuh…”, Mata Angga tertuju pada posisi dimana si wanita berdiri memegang pohon sementara si pria memasukkan penisnya dari belakang, sambil meremas-remas payudara partnernya.

”mm…, itu posisi fave saya. Kalau kamu suka nanti CD itu bisa kamu ambil”.

”Thanx..”, Angga kemudian mengecup pipi gurunya.

Adegan demi adegan terus bergulir, suasana pun menjadi semakin panas. Ratna kini tengkurap dengan tidak lagi mengenakan selembar benangpun. Demikian pula Angga. Angga kemudian duduk di sebelah gurunya itu, dibelainya rambut Ratna dengan lembut, kemudian disibakkannya ke sebelah kiri. Bibir Angga kemudian menciumi tengkuk Ratna, dijilatinya rambut-rambut halus yang tumbuh lebat.

”aahh…”Setelah puas, Angga kemudian memberi isyarat pada Ratna agar duduk di pangkuannya.

.”Bu, biar Angga yang puasin ibu malam ini…”, Bisik Angga di telinga Ratna. Ratna yang telah duduk di pangkuan Angga pasrah saja saat kedua tangan muridnya meremas-remas payudaranya yang liat. Kemudian ia menjerit lirih saat puting susunya mendapat remasan.

”Akhh…”, Ratna memejamkan matanya.”Angga…, jilatin vagina ibu…”

Angga kemudian merebahkan Ratna, dibukanya kaki gurunya itu lebar-lebar, kemudian dengan perlahan ia mulai menjilati vagina gurunya. Bau khas dari vagina yang telah basah oleh gairah itu membuat Angga kian bernafsu.

”oohh…, teruss…, teruuss…”, Ratna bergetar merasakan kenikmatan itu. Tangannya membimbing tangan Angga dalam meremasi susunya. Memberikan kenikmatan ganda.

”Jilatin…, pentil itu…, oohohh”, Bagai dikomando Angga menjilati pentil clitoris Ratna, dengan penuh semangat.

”Aduuhh….. Oohh…oohh…hh.. Hh…..”

”Angga…, massuukk”.

Kaki Ratna kemudian disampirkannya ke pundak, dan dengan cepat disodokkannya penisnya ke vagina Ratna yang becek.

”mm…”, Ratna menggigit bibirnya. Meskipun lubang vaginanya telah licin, namun penis yang besar itu tetap saja agak kesulitan menerobos masuk.

”Uuhh…, masih susah juga ya Bu…”, Angga sambil meringis memaju mundurkan penisnya. Ia merasakan penisnya bagai diremas-remas oleh tangan yang sangat halus saat di dalam. Tangan Ratna mempermainkan puting Angga. Dengan gemas dicubitnya hingga Angga berteriak.

”Uhh…, nakal, Ini balasannya!”, sodokan Angga makin keras, lebih keras dari saat ia memasukkan penisnya.

”aa…”.

Tiba-tiba pintu kamar tebuka! Spontan Ratna terkejut, tapi tidak bagi Angga. Sendo sudah berdiri di muka pintu, senjatanya telah tegak berdiri.

”mm…, hot juga permainan Ibu dengan Dia, boleh saya bergabung?”, Sendo kemudian berjalan mendekati mereka. Ratna yang hendak berdiri ditahan oleh Angga, yang tetap menjaga penisnya di dalam vagina Ratna.

”Nikmati saja…”Sendo kemudian mengangkangi Ratna, penisnya berada tepat di mukanya.

”Isap… Ayoo”, sambil memasukkan penisnya. Saat itu pula Angga menghentakkan gerakannya. Saat Ratna berteriak, saat itu pula penis Sendo masuk.

”Ahh…, nikmat..”, Ratna merem-melek menghisap-hisap penis muridnya, sementara Angga dengan puas menggarap vaginanya.

”uufff…, jilatin…, jilatt”, tangan Sendo memegangi kepala Ratna, agar semakin dalam saja mengisap penisnya.

Posisi itu tetap bertahan hingga akhirnya Angga keluar duluan. Maninya menyemprot dengan leluasa di lubang vagina gurunya yang cantik. Sementara Sendo tetap mengerang-erang sambil medorong-dorong kepala Ratna. Setelah Angga mengeluarkan penisnya dari vagina Ratna,
“Berdiri menghadap tembok Bu!”Ratna masih kelelahan. Ia telah orgasme pula saat Angga keluar, namun ia tidak bisa teriak karena ada penis di mulutnya. Saat ia berdiri dengan tangan di tembok menahan tubuhnya, mani Angga menetes ke lantai.

”mm…, Angga…, liat tuh punya kamu..”, seru Sendo sambil tertawa. Ia kemudian menempelkan tubuhnya ke Ratna. Penisnya tepat berada di antara kedua pantat Ratna.”Nih Bu rasakan punya Sendo juga ya”.

Angga dengan santai menyaksikan temannya menggarap gurunya dari belakang. Tangan Sendo memegangi pinggang Ratna saat ia menyodok-nyodokkan penisnya keluar masuk dengan cepat. Saat Ratna merintih-rintih menikmati permainan mereka, Angga merasakan penisnya tegang lagi. Ia tidak tahan melihat pemandangan yang sangat erotik sekali.Kedua insan itu saling mengaduh, mendesah, dan berteriak lirih seiring kenikmatan yang mereka berikan dan rasakan.

”ooww…”, Tubuh Ratna yang disangga Sendo menegang, kemudian lemas. Angga menduga mereka berdua telah sampai di puncak kenikmatan.

Timbul isengnya, ia kemudian mendekati mereka dan menyusup diantara Ratna dan tembok. Dipindahkannya tangan Ratna ke pundaknya, dan penisnya menggantikan posisi milik Sendo.

”Angga…”, Lagi-lagi Ratna mendesah saat penis Angga masuk dan pinggulnya didorong oleh Sendo dari belakang.
”Ahh.. Ahh…. Dorongg…dorongg………….”

”aa.. Aa… Aa”.”oohhkk…, kk…, kk..”, Ratna berteriak keras sekali, saat dorongan Sendo sangat keras menekan pinggulnya. penis Angga amblas hingga mencapai pangkalnya masuk ke vagina Ratna. Saat itu pula ia merasakan penis yang berdenyut-denyut itu melepaskan muatannya untuk kedua kali.

Baca Juga Artikel : Cerita Dewasa Digilir Para Bandit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih sudah berkunjung di Blog Cerita Dewasa
Kalau sobat mau copy paste jangan lupa tinggalkan linknya ya sob ^_^

Peraturan dalam Berkomentar :
- Dilarang membuat onar
- Tidak rasis
- Jangan spam ya sob ^_^

Demikian peraturan dalam berkomentar di Cerita Dewasa ini sob
Terima kasih atas kunjungan dari para pembaca setia
Salam Crooootttttt :p