Daftarkan Segera Diri Anda

Daftarkan Segera Diri Anda

Minggu, 06 September 2015

Kenangan Seks Di Masa Kecilku

Agen Casino Terpercaya



agr9999663

Kenangan Seks Di Masa Kecilku - Masa kecilku di kampung kalau kuingat-ingat menggelikan juga. Kok bisa-bisanya ya waktu aku masih kecil dah pacaran malah sudah berbuat jauh pula. Ceritanya gini. Waktu itu aku tinggal di desa yang jauh dari kota. Anak-anak di desa tak bermain di mall seperti di kota, lha wong di desa tidak ada mall. Yang ada hanya pasar, itu pun tidak setiap hari ada. Pasar ramai pada hari-hari tertentu saja.

Kami anak-anak, waktu itu kalau nggak salah ingat aku masih kelas 6 SD kalau menghabiskan waktu bermain di sawah, dirumah kadang-kadang berenang di sungai. Cari ikan, cari buah-buahan ya apa saja. Kalau malam kami sering bermain di halaman rumahku yang luas. Kebetulan halaman rumahku seperti memiliki alun-alun kecil di samping rumah, jadi tempat itu dijadikan pusat bermain anak-anak di sekitar rumahku.

Soal bermain-main rasanya tak usah dibahas panjang lebar. Ada satu permainan yang mengesankan dan sampai sekarang masih terus ku ingat , sehingga akhirnya aku tuturkan dalam cerita ini . Kami kalau selepas magrib sering berkumpul, anak laki-laki dan perempuan. Umumnya usia kami sebaya antara kelas 5 dan kelas 6 SD.

Pada usia segitu, kami belum merasa berbeda antara anak laki-laki dan perempuan. Jadi tak ada rasa risi misalnya aku laki-laki bermain dengan anak perempuan. Cuma saja mainan khas anak perempuan, kami yang laki-laki tidak memainkannya. Tapi ada mainan yang laki perempuan berbaur. Permainan itu adalah main umpet-umpetan atau bersembunyi. Aturan mainnya tak usah aku jelaskan, karena nanti jadi ngelantur. Kuanggap semua pembaca sudah tau lah

Permainan umpet-umpetan biasa kami mainkan selepas waktu magrib sampai sekitar jam 9. Kuingat benar waktu itu aku merupakan anak yang pandai bersembunyi sehingga aku jarang ditemukan. Ketika giliran aku bersembunyi aku segera berlari ke belakang rumah yang agak gelap. Kebetulan di situ ada lemari yang baru setengah jadi. Posisinya tak terlalu rapat ke dinding. Diantara celah itulah aku bersembunyi. Rupanya Ida mengikutiku mencari persembunyian. Ketika aku menyelip diantara lemari dengan dinding dia memaksa ikut pula bersembunyi disitu. Celahnya tak begitu besar, tapi untuk dua anak sekecil kami masih bisa muat, tetapi ya harus berdiri berhimpitan. Ida memaksa bersembunyi bersamaku, sehingga badan kami berhimpitan di sela-sela lemari itu. Dia membelakangiku sehingga aku seperti memeluk Ida dari belakang. Pantatnya yang agak tonggeng menekan bagian kemaluanku. Kami berusaha tidak menimbulkan suara sehingga berdiri mematung. Tetapi penisku yang tertekan pantat Ida rupanya memberi rangsangan. Tanpa aku sengaja, penisku jadi menegang.

“Apaan sih ini keras-keras,” ucap Ida merasa risi, karena penisku menekan pantatnya.

“Jangan berisik nanti ketauan,” jawabku.

Ida akhirnya diam, dan aku merasakan kenikmatan menjalar ke seluruh tubuhku.

Mungkin karena naluri, aku memeluk Ida lebih rapat. Padahal pada waktu itu aku belum pernah merasakan nafsu kepada perempuan. Tetapi karena dorongan naluri saja mungkin maka aku memeluk Ida lebih rapat, supaya kemaluanku lebih tertekan. Ida diam saja.

Mungkin sekitar 5 menit sampai terdengar Udin berteriak menyerah baru kami keluar dari persembunyian. Berikutnya aku kembali sembunyi di tempat tadi. Ternyata Ida kembali mengikutiku. Posisinya sama lagi seperti tadi. Aku kembali memeluk Ida rapat-rapat, karena rasanya nikmat sekali penisku tertekan pantat Ida.

Aku tak ingat benar asal muasalnya, tapi ketika tanganku memeluk, aku menyentuh dada Ida. Ada setumpuk daging empuk. Kemaluanku makin mengeras dan aku gesek-gesekkan. Ida rupanya risih karena tanganku menyentuh teteknya yang baru tumbuh dan penisku menekan-menekan pantatnya. Tanganku ditepisnya dari wilayah dada dan dia kelihatannya tak suka aku pegang tetek kecilnya. Kuingat betul waktu itu Ida cuma menggunakan kaus oblong dan seperti singlet dilapisan dalamnya. Aku lalu mengingatkan Ida supaya tak berisik. Dia kemudian menurut dan diam, tetapi tanganku berusaha disingkirkannya dari susu kecilnya. Tetapi aku suka memegang susu kecilnya rasanya kok enak, empuk-empuk gitulah. Dia lalu aku ancam, kalau tanganku tak boleh memegang dadanya dia akan kutinggal bersembunyi di tempat lain. Ida yang penakut akhirnya menahan supaya aku tak pergi. Dia akhirnya membiarkan tanganku meremas-remas teteknya. “Jangan keras-keras mas, sakit,” ucapnya.

Aku meremasnya pelan-pelan sambil menikmati keempukan tetek kecilnya.

Lama-lama aku bosan meremas dadanya dari luar. Aku ingin tahu bagaimana sesungguhnya bentuk teteknya. Aku berusaha memasukkan tanganku dari bawah. Belum kesampaian maksudku, Ida telah mencegah. Aku kembali mengancam akan meninggalkannya. Dia yang penakut akhirnya menyerah dan membiarkan aku untuk menjulurkan tanganku dari bawah kausnya.

Ketika aku jamah masih terasa ada penghalang kaus singletnya. Aku lalu menyuruh Ida untuk mengeluarkan kaus singletnya. Ida menuruti dan aku segera menggapai buah dada kecil. Waktu itu kurasa lucu sekali, ada daging empuk nyembul sepasang dan ujungnya agak mengeras kecil. Ida diam saja kuremas-remas, dia cuma mengingatkanku supaya jangan terlalu keras meremasnya.

Kepala Ida kemudian malah disandarkan ke bahuku. Aku heran, dia bernafas seperti kecapaian habis lari-lari. Aku waktu itu sungguh tak mengerti.

Kumpulan Cerita Dewasa

Setelah puas, aku mengakhiri meremas-remas dada Ida. Kami pun lalu kembali berkumpul dengan anak-anak lainnya. Malamnya aku tak bisa tidur, memikirkan perasaan nikmat meremas tetek si Ida. Timbul di pikiranku untuk lain waktu melihat bentuknya.

Kesempatan itu akhirnya datang ketika suatu hari aku bersama Ida mencari kayu bakar di hutan. Hutan kecil letaknya agak jauh di belakang rumahku. Kami jalan berdua melintasi sawah yang habis dipanen. Di hutan , yang sebetulnya bukan hutan lebat, kami mengumpulkan ranting-ranting kering. Setelah cukup banyak dan diikat agar mudah membawanya kami pun istirahat. Di situ kebetulan ada pohon seri. Kami mengambil buah-buah seri yang sudah merah dan segera melahapnya. Lumayan juga untuk mengatasi haus. Di bawah pohon seri itu cukup bersih karena tidak ada rumput. Tanahnya seingatku ditutupi oleh guguran daun kering, sehingga kami bisa istirahat duduk di bawah kerindangannya.

Aku teringat oleh keinginanku melihat dada Ida. Keinginan itu aku sampaikan ke Ida, tanpa basa-basi. Maklumlah anak-anak tidak mengerti soal merayu dan basa basi. Ida serta merta menolak keinginanku sambil menutup kedua tangannya ke dadanya. Ah sialan pikirku, bertingkah amat si Ida. Aku lalu mengeluarkan jurus ancaman. Kalau dia tak mau memperlihatkan teteknya maka aku tak mau menemaninya lagi mencari kayu bakar. Kayu bakar memang cuma ada dihutan ini. Kami warga desa umumnya memasak dengan kayu bakar, sehingga kalau Ida tak mencari kayu bakar dia akan dimarahi ibunya.

“Ya udah, tapi jangan lama-lama ya aku malu, tau,” ucapnya yang kuingat waktu itu.

Ida lalu kusuruh membuka atasannya.

Dia membuka atasannya, tetapi menutup dadanya dengan baju yang telah terbuka. Aku tentu saja protes karena tak bisa melihat. Dibukanya sebentar lalu ditutup lagi. Aku kurang puas dengan melihat sepintas lalu. Aku mau melihatnya sepuas-puasnya.. Kemaluan ku telah mengeras dari tadi. Setiap aku mengingat dada Ida aku selalu begini.

Ida akhirnya membiarkan aku melihat sepuasnya. Aku bahkan kemudian meraba dan menekan-nekan dada montok tetapi masih kecil. Kulihat bentuknya lucu dengan ujung lancip berwarna agak gelap. Puting susunya kelihatannya masih sama besarnya dengan punyaku. “Pelan-pelan mas, sakit kalau diremas kuat-kuat.

Aku meremas-remas sepuasku dan memperhatikan tetek kecil Ida dari depan. Tiba-tiba Ida memelukku dari depan. Aku tak tahu kenapa dia jadi begitu. Aku protes karena jadi susah melihat dan memegang teteknya, tetapi Ida malah makin erat memelukku. Penisku jadi tertekan perutnya, sehingga rasanya jadi makin keras aja.

Ida kubaringkan dikakiku pada posisi bersila. Dia melemas dan mengikuti kemauanku. Mungkin karena tidak sengaja roknya terangkat agak tinggi. Aku lalu menyingkap roknya. Tetapi tangan ida segera mencegah dan menurunkan kembali roknya.

Aku waktu itu minta supaya Ida memperbolehkan aku melihat sebentar saja. Mungkin karena dia telah agak terangsang atau karena takut tak aku temani cari kayu bakar akhirnya aku boleh menyingkap roknya.

Ida mengenakan celana dalam dari katun yang agak sedikit longgar, sehingga sebagian kemaluannya terlihat dari samping. Ini membuatku penasaran untuk sekalian melihat kemaluannya. Tanpa bilang apa apa aku berusaha menguak bagian samping celananya untuk melihat bentuk kemaluan Ida. Ida terkejut dan tangaku dipegangnya. Aku bilang aku mau liat sebentar saja. Agak lama akhirnya dia baru melepas tanganku. Aku menguak celana dalamnya . kelihatan belahan memeknya dengan benjolan kemaluan. Aku ingat waktu itu Ida belum memiliki jembut, jadi masih pelontos. Diantara belahan itu seperti ada daging tumbuh menyembul. Aku makin penasaran sehingga mau menguak belahan memeknya. Tetapi karena celah celana dalamnya tak begitu besar jadi agak susah melihat celah memek Ida.

Aku kemudian menurunkan celana dalamnya. Meski Ida berusaha menahannya, tapi akhirnya aku berhasil melepas celana dalamnya.

Setelah terlepas aku duduk diantara kedua pahanya yang dikangkangkan. Aku puas melihat belahan memek Ida yang warnanya memerah. Sembulan daging yang muncul diantara memek Ida tadi rupanya adalah bibir memeknya. Aku baru tau kalau memek perempuan itu adanya dibagian bawah. Tadinya aku kira berada di depan seperti kemaluan laki-laki. Bentuk memek perempuan lucu banget, belahannya terus menyambung sampai ke pantat. Aku lihat dengan melebarkan lipatan memeknya ada lubang kecil. Aku kira disitulah lubang kencing perempuan.

Ida protes ketika memeknya aku sibak-sibak, sakit katanya.

Setelah puas aku mengakhiri permainan itu dan kami kembali pulang menggendong kayu bakar. Ida menjadi patner tetapku mencari kayu bakar. Kalau ada anak lain yang mau ikut kami larang. Sebabnya setiap kami mencari kayu bakar aku selalu membuka memek Ida. Rasanya kok menyenangkan melihat memeknya berkali-kali. Jadi setiap kali sudah melihat, rasanya seperti lupa jadi mau lihat lagi keesokan harinya.

Aku terbiasa melihat memek Ida, dan ida pun sudah tak lagi mencegah kalau aku mau melihat memeknya. Kami sudah bebas. Satu kali Ida protes karena dia belum pernah melihat kemaluanku. Aku waktu itu benar-benar malu, untuk menunjukkan kemaluanku ke Ida. Ida kemudian mengancam tak mau lagi membuka baju dan celananya kalau aku tak memperlihatkan burungku.

Aku akhirnya menyerah dan memelorotkan celanaku sebentar memperlihatkan burungku yang ngacung lalu buru-buru menutupnya lagi. Ida tentu saja protes. Akhirnya kami berdua sepakat untuk bersama sama membuka celana. Dengan hitungan 1,2,3 celana kami buka. Ida tertawa geli melihat burungku. Aku waktu itu sudah sunat, sehingga ada bentuk topi baja di ujung penisku. Mulanya aku tak mau burungku dipegang Ida, Tetapi karena dia bilang tidak adil. Akhirnya aku menyerah dan membiarkan dia memegang burungku. Burungku dipencet agak kuat. Aku kaget dan menarik tubuhku, karena sakit. Aku minta Ida memegangnya jangan ditekan kuat-kuat. Akhirnya Ida memegang agak lembut. Ada rasa nikmat menjalar ke seluruh tubuhku.

Kuajari Ida supaya menggengam penisku dengan lembut. Dia menuruti dan aku merasa makin nikmat. Mungkin juga karena naluri aku menggenggam tangan Ida yang sedang menggenggam penisku dan melakukan gerakan mengocok. Padahal aku waktu kelas 6 SD belum tahu soal onani. Rasanya nikmat sekali dikocok tangan Ida. Dia kuminta melakukan terus sementara aku berusaha memegang teteknya lalu memeknya. Tiba-tiba kenikmatan luar biasa menjalar kelseluruh tubuhku. Aku merasakan denyut-denyut nikmat dan Ida kuminta menghentikan kocokan. Diujung penisku keluar cairan bening kental, tetapi mungkin hanya 2 tetes. Aku pada waktu itu belum mengalami mimpi basah.

Kami kemudian sering melakukan adegan seperti itu ketika mencari kayu bakar. Aku bahkan telah membuat tempat khusus untuk kencan kami, yaitu ditengah semak dan di situ kami gelar lembaran tikar bekas dan dibawahnya dilapisi daun-daun kering. Tempatnya agak jauh ke dalam hutan.

Suatu kali aku teringat anjing melakukan hubungan kelamin, ketika kami sedang bercumbu. Tetapi aku takut memasukkan penisku ke dalam lubang memek Ida, karena takut tak dapat lepas seperti anjing yang sering aku lihat. Aku cuma mau menempelkan ujung penisku ke lubang memek Ida . Ketika kucoba pertama kali rasanya lebih nikmat. Aku menggeser-geser penisku di memek Ida sampai aku puas.

Percumbuan kami terus mengalami kemajuan, sampai akhirnya aku mencoba menutup lubang memek Ida dengan kepala penisku. Berkali-kali kepala penisku meleset, seperti tak dapat ditempatkan di memeknya. Aku pun berkali-kali berusaha , sampai akhirnya dengan menguak belahan memek Ida kepala penisku dapat menutup lubang memek Ida. Aku tekan-tekan, rasanya nikmat sekali, semakin aku tekan rasanya semakin nikmat. Sementara itu Ida protes karena dia katanya merasa sakit dan perih. Tetapi aku yang dikuasai nafsu tak perduli, sampai aku mencapai kepuasan.

Acara mengocok penisku dengan tangan sekarang sudah lagi tidak dilakukan. Aku selalu berusaha menutup kepala penisku ke belahan memek Ida. Aku mendapat akal supaya mudah menutup kepala penisku di lubangnya memek ida maka kepala penisku kulumuri ludah. Dengan begitu rasanya lebih mudah untukku menempatkan kepala penisku sehingga tak kepeleset kemana-mana. Aku merasa sangat nikmat dan mungkin karena rasa nikmat itu aku menekan penisku makin keras. Aku tak ingat akan anjing yang kelaminnya tak dapat lepas sehabis kawin. Rasa nikmat itu membuatku menekan keras dan memaju mundurkan. Rasanya waktu itu aku dapat maju mundur sedikit-sedikit di memek Ida sampai aku mencapai kepuasan.

Sudah berapa kali aku dan Ida melakukan posisi seperti itu sampai akhirnya Ida tak terlalu merasa sakit lagi. Anehnya Penisku bisa lebih mudah menancap di memek ida meski cuma kepalanya saja. Memek Ida kalau aku tekan lama-lama seperti mengeluarkan lendir sehingga jadi licin.

Itulah sebabnya suatu kali aku tak sengaja menekan terlalu keras ketika melakukan maju mundur sehingga penisku kejeblos ke dalam memek Ida. Ida menjerit dan dia menangis kesakitan. Aku pun terkejut, karena merasa penisku tenggelam di memek Ida. Tetapi kok rasanya lebih nikmat. Tiba-tiba aku ingat soal anjing yang penisnya lengket. Buru-buru aku cabut. Ternyata bisa. Kulihat penisku berdarah, meski tak banyak. Kuperhatikan memek Ida tak ada darah meleleh. Aku lalu berpikir mungkin penisku lecet sehingga berdarah. Aku menyekanya dengan lap handuk yang selalu aku bawa untuk menyeka keringat. Kecermati penisku tak terluka dan tak ada rasa sakit. Sementara Ida mengeluh kalau memeknya terasa perih.

Aku menduga mungkin memek Ida yang lecet karena aku terlalu dalam tadi membenamkan penisku. Dia mengambil sapu tangan handuknya dan melap celah memeknya. Terlihat disitu ada sedikit warna merah muda.

Aku kali itu mengakhiri permainan sebelum aku mencapai kepuasan. Aku terpaksa membopong kayu bakar Ida, karena katanya dia agak sakit kalau berjalan. Jalannya pada awalnya agak aneh, tetapi lama-kelamaan jadi normal.

Lebih dari seminggu aku tak mengulangi adegan menancapkan penisku, meskipun aku mempunyai keinginan kuat. Ida beralasan memeknya perih.

Mungkin 10 hari kemudian akhirnya Ida mau kembali melakukan adegan itu. Penisku agak mudah dimasukkan ke memek Ida, meski Ida mengernyit masih agak sakit katanya. Tetapi aku merasa kenikmatan luar biasa ketika penisku terasa dicengkam oleh memek Ida. Aku melakukan gerakan maju mundur berkali-kali sampai akhirnya puas. Penisku sampai melemah di dalam memek Ida.

Setelah sekitar 5 kali permainan pada hari-hari berikutnya akhirnya aku lebih mudah memasukkan penisku ke memek Ida. Ternyata penisku lebih nikmat kalau dijepit memek Ida daripada cuma digenggam-gengam.

Aku jadi terbiasa melakukan persetubuhan dengan Ida dan akhirnya menjadi kecanduan. Ida pun tampaknya telah mulai menikmati persetubuhan karena pantatnya bergoyang-goyang ketika aku tusuk dengan penisku. Kami biasanya melakukan sampai 2 ronde di dalam hutan. Bahkan malam-malam kami melakukan lagi di bale-bale belakang rumah yang gelap.

Kami merahasiakan hubungan kami itu, meskipun aku rasanya mau menceritakan pengalamanku yang mengasyikkan kepada teman-temanku. Tetapi aku takut ketahuan, karena teman-temanku bisa saja tak menjaga rahasia itu.

Sekitar setahun kemudian keluarga Ida pindah ke kota, sehingga aku kehilangan patner. Tetapi aku bisa membujuk teman cewekku yang lain untuk melakukan hubungan itu. Rita yang badannya lebih besar dari Ida berhasil aku setubuhi. Dia mulanya merasa sakit, tetapi lama kelamaan dia juga dapat menikmati seperti halnya Ida.

Dari pelajaran biologi aku mengetahui kemudian kalau sperma masuk ke dalam memek perempuan dapat menyebabkan kahamilan, aku kemudian membatasi tak melepas spermaku, ketika suatu kali aku mulai memiliki sperma.

Ada sekitar 3 cewek yang telah kusetubuhi di kampungku sampai aku akhirnya meneruskan sekolah di kota meneruskan SMA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih sudah berkunjung di Blog Cerita Dewasa
Kalau sobat mau copy paste jangan lupa tinggalkan linknya ya sob ^_^

Peraturan dalam Berkomentar :
- Dilarang membuat onar
- Tidak rasis
- Jangan spam ya sob ^_^

Demikian peraturan dalam berkomentar di Cerita Dewasa ini sob
Terima kasih atas kunjungan dari para pembaca setia
Salam Crooootttttt :p